Kita hidup tentu ingin menjadi lebih bermanfaat bagi banyak
orang, terutama bagi orang-orang sekitar kita. Bukankah ‘Khaerunnnas anfauhun linnas’ bahwa sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi manusia lain? Tanpa itu pun, seiring berjalannya waktu
keinginan untuk menjadi lebih bermanfaat bagi orang muncul begitu saja dalam
diri saya. Ingin berbagi kepada banyak orang, terutama dalam dunia kepenulisan.
Meskipun baru sedikit yang saya ketahui tentang dunia kepenulisan buku, namun
keinginan besar untuk berbagi yang “sedikit” ini kepada orang kemudian menjadi
menggebu-gebu dalam diri saya. Ingin rasanya memiliki lingkungan, masyarakat dan
suasana menulis di kota-kota kecil, pedesaan utamanya di kampung saya.
Dua puluh tahun, saya lebih lama bermukim di daerah
orang lain ketimbang di daerah sendiri. Kembali ke kampung yang lama ditinggalkan
menjadikan kita seperti orang asing yang seolah-olah tidak lagi memiliki relasi
atau kenalan seperti pada masa kecil dulu. Tentu waktu telah menjadikan semua
keadaan berubah. Teman semasa kecil dulu telah beranjak dewasa seperti halnya
kita, yang keberadaan dan keadaannya mungkin telah menjadi orang-orang sukses
di daerah orang lain.
Mungkin keinginan saya ini telah menjadi doa, sehingga
seiring berjalannya waktu, selalu saja ada orang, atau sekelompok orang yang
senantiasa memberi saya ruang dan peluang untuk berbagi ilmu, dan memotivasi
diri serta orang lain untuk senantiasa membangun kebiasaan dan menciptakan suasana
menulis.
Karya buku, telah memberi saya “batu loncatan” untuk mewujudkan
keinginan itu.
Saat keinginan berbagi datang, Selalu saja diberi jalan atau
mendapatkan pertemuan dengan orang-orang yang tidak kita kenal sekalipun sebelumnya,
yang kemudian menjadi jembatan pertemuan kita lebih banyak orang.
Karena karya buku, saya dipertemukan dengan adik-adik
Blogger Wajo untuk berbagi ilmu.
Karena karya buku, saya menjadi bagian dari keluarga Pemuda
Muhammadiyah dan diberi tempat untuk berbagi ilmu dalam acara bedah buku.
Karena karya buku, saya kembali diberi ruang dan waktu untuk
berbagi dan saling memotivasi dalam dunia kepenulisan di tingkat desa.
Dan karena buku, saya akhirnya berhasil merajut jalinan,
jaringan silaturrahmi kepada lebih banyak orang agar tidak menjadi asing di
kampung sendiri.
Belum ada tanggapan untuk "Berbagi Ilmu dengan Buku"
Posting Komentar